Tenaga Perpustakaan Mengikuti Bibliotherapy pada Pola Pengasuhan Anak
Bibliotherapy adalah terapi dengan menggunakan buku atau bacaan, untuk membantu memecahkan masalah dan sebagai penyembuh. Pada era teknologi informasi ini banyak problem sosial sehingga interaksi sosial semakin terkikis. Selain itu, orang tua juga sering melakukan kesalahan dalam pengasuhan anak, misalnya berbohong kepada anak, memberikan label kepada anak, mengancam anak, dan memfokuskan anak pada duniawi. Dalam hal ini, bibliotherapy dapat digunakan untuk membantu anak meningkatkan nilai-nilai moral dan sikap, juga sebagai teknik kreatif dalam konseling untuk membantu anak menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penyelesaian masalah anak perlu disesuaikan dengan tahap perkembangannya, yaitu masa bermain, masa berpikir operasional konkrit, berinteraksi dalam kelompok, masa kreatif, berorientasi pada permainan imajinatif, dan emosi.
Pada sabtu 1 Oktober 2016, UPT Perpustakaan Untidar mengirimkan perwakilan sebagai peserta yaitu Pramita Noor Hidayah, untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Magelang dengan tema “Seni Mengemas Pola Pengasuhan Anak dengan Pendekatan Bibliotherapy”. Pembicara pada seminar tersebut adalah Ibu Riana Mashar dari PG Paud FKIP Universitas Muhammadiyah Magelang dan Bapak Wiji Suwarno dari UPT Perpustakaan IAIN Salatiga. “Cerita atau bibliotherapy berdampak luar biasa. Cerita yang menarik akan menjadi long term memory, tetapi buku teks hanya akan disimpan di short term memory. Cerita pengandaian sangat efektif untuk membentuk kepribadian anak,” ujar Ibu Riana saat memberikan materi di seminar.
Ada beberapa tahap bibliotherapy, yaitu identifikasi, katarsis atau meluapkan emosi, dan pemahaman. Ibu Riana memberikan tips agar anak mau membaca, yakni modeling, pembiasaan, dan menjadikan buku sebagai sesuatu yang berharga. Bapak Wiji juga memberikan tips agar anak tidak cepat bosan saat membaca, yaitu update buku, menceritakan isi buku kepada anak, dan memilih buku sesuai dengan usia pembaca. Selain memberikan tips agar tidak cepat bosan, Bapak Wiji juga memberikan menyampaikan skill yang harus dikuasai oleh pustakawan untuk bisa mencari bibliotherapist yaitu mengetahui kebutuhan user, memilih buku yang akan dibaca, dan komunikatif. “”Karena membaca buku bisa mempengaruhi pemikiran dan jiwa,” kata Bapak Wiji.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!