Perlu Bersabar, Menyiapkan Bukti Dukung Komponen Akreditasi Perpustakaan

[11 Okt] Borang baru akreditasi perpustakaan perguruan tinggi memiliki momok tersendiri bagi Perpustakaan Untidar. Pasalnya, sembilan komponen memiliki 86 indikator kunci yang memiliki target terlampau tinggi. Namun apa boleh buat, siap atau tidak siap, semua komponen akan kami libas.

Pada pelatihan penyusunan akreditasi sebelumnya telah kami dapatkan informasi tentang regulasi terbaru dan kami telah menyusun pranala google drive yang bisa dilihat, diisi, dan dirubah oleh setiap anggota tim. Dengan begitu, setiap tim telah mengunggah bukti dukungnya pada folder yang disediakan sesuai komponennya dan bisa membuat indikator kunci secara mandiri.

Pada pelatihan hari ini, oleh pembicara, Ibu Arda Putri Winata, membuat kelompok kecil kepada setiap anggota tim untuk membuat resume dari setiap indikator kuncinya dari masing-masing komponen. Dari indikator kunci tersebut, jika mendapatkan skor E atau D atau C maka dibuatlah catatan bagaimana permasalahanannya, solusinya, dan biaya yang dibutuhkannya. Dengan begitu, pimpinan akan mengetahui kelemahan, ancaman, peluang, dan kekuatan indikator kunci pada borang akreditasi perpustakaan. Sehingga pimpinan akan merancang penyelesaian permasalahan pada semester genab 2023, semester ganjil 2024, dan semester genab 2024. Diharapkan dengan resume tersebut, kami mampu melihat peta kekurangan dan kelemahan Perpustakaan Untidar sehingga bisa mencapai nilai akreditasi yang lebih baik dari pengakuan akreditasi kami sebelumnya. Namun tujuan mendapatkan nilai akreditasi yang lebih baik, bukan untuk gaya-gayaan, melainkan menjadi penanda bahwa Perpustakaan Untidar memiliki pelayanan yang telah mencapai standar. Standar dalam artian minimal, sehingga tidak perlu harus berbangga diri, melainkan malah menjadi intropeksi diri bahwa definisi standar adalah minimal, bukan capaian akhir bekerja.

Tingkatkan Kualitas Pustakawan, UNTIDAR Siap Menyelenggarakan Pelatihan Kepala Perpustakaan Sekolah

[9 Okt] Perpustakaan Universitas Tidar siap menyelenggarakan pelatihan bagi pustakawan maupun kepala perpustakaan baik tingkat sekolah, perguruan tinggi, lembaga dan organisasi lain. Hal ini menjadi rencana jangka panjang pada 2029 sebagai perpustakaan percontohan bagi perpustakaan lain. Terlebih, akan terbentuknya perubahan status Untidar yang semula Satker (satuan kerja) menjadi BLU (badan layanan umum) yang menghendaki setiap unit mampu berkontribusi dalam rencana strategi bisnis. Oleh karena itu untuk mendukung program universitas maka Perpustakaan Untidar akan membentuk penyelenggara pelatihan. Supaya dalam penyelenggaraan pelatihan bisa legal dan diakui oleh Perpustakaan Nasional RI, maka Perpustakaan Untidar telah mengajukan Perjanjian Kerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpusnas RI yang sebelumnya telah berhasil menjalin kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman antara Rektor Untidar dengan Kepala Perpusnas RI.

Hari ini, kami bertekad kuat untuk menunjang penyelenggaraan pelatihan tersebut, maka seluruh tim berupaya untuk belajar tentang cara mengorganisasi penyelenggara pelatihan. Hal pertama yang kami mulai adalah dengan mempelajari regulasi kerjasama, pengelolaan kepanitiaan, berjejaring dengan tutor, dan yang tidak kalah penting adalah perlunya menciptakan evaluasi pembelajaran yang terstruktur. Pasalnya, adanya evaluasi pembelajaran inilah yang membedakan dengan penyelenggara lain. Jika hasil evaluasinya terjadi perubahan kepada peserta yang semula kurang paham menjadi lebih paham, alhasil penyelenggara dinilai berhasil menyelenggarakan pelatihan. Tentunya akan membawa dampak baik jangka panjang berkelanjutan penyelenggara pelatihan, karena minat peserta untuk mengikuti pelatihan akan semakin tinggi tiap tahunnya. Apalagi dalam memberikan evaluasi adalah tidak monoton, namun diberikan metode yang lebih interaktif dan menyenangkan. Sehingga kami mengundang salah satu pembicara yang handal dalam memberikan evaluasi pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan.

Pembicara pagi ini adalah Ibu Dian Novita Fitriani, beliau memberikan contoh praktik membuat evaluasi pembelajaran yang menyenangkan, bisa dilakukan secara daring maupun luring. Aplikasi yang digunakan adalah Quizizz dan Kahoot, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hanya dengan mendaftarkan diri menggunakan akun email, kita bisa mendapatkan akses yang cukup untuk menyelenggarakan evaluasi pembelajaran interaktif, menarik, dan seru, serta tentunya sebagai alat ukur pemahaman peserta setelah mendapatkan materi dari tutor.

Ke depannya, pustakawan Untidar akan lebih sering menggunakan dua aplikasi tersebut dalam setiap kegiatannya sehingga akan lebih mahir dan mahir lagi memberikan evaluasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk diikuti peserta. Sudah tidak zamannya lagi peserta pelatihan suntuk mengikuti pelatihan dan hanya berharap mendapat sertifikat semata. Itu tidak akan terjadi di pelatihan yang diselenggarakan Perpustakaan Untidar.