Format Penulisan Skripsi Untidar Belum Seragam

[Rabu-Kamis, 13-14 Desember 2023] Tiap kali mengecek serah simpan skripsi calon wisudawan, selalu saja berbeda aturan main tata letak skripsinya. Tidak sedikit yang ngeles, “Kakting [kakak tingkat] dulu githu e, Pak.”

Pustakawan Untidar punya ide. Dengan menghadirkan enam puluhan mahasiswa yang didominasi mahasiswa semester akhir berkumpul di lantai dua Perpustakaan Untidar. Kami berikan materi mem-PDF-kan Skripsi biar seragam dan rapi. Pasalnya, skripsi atau tugas akhir akan diunggah di laman repositori Untidar dengan alamat repositori.untidar.ac.id yang akan dibaca oleh masyarakat secara online, kapan pun, di mana pun, asal terhubung internet. Hadirnya reppsitori ini, bertujuan agar hasil penelitian mahasiswa bisa langsung berdampak bagi masyarakat luas dengan dimanfaatkan maupun sekadar dikutip untuk referensi penelitian berikutnya. Sehingga PDF skripsi haruslah rapi dengan dibumbuhi bookmark dan watermark dengan layout yang senada antar program studi.

Menurut pembicara pertama, yang juga alumni Untidar, Madya Tantri Hapsari, tiap tahun pasti ada permasalahan teknis yang baru bagi mahasiswa, mulai hanya sekadar sulit menemukan aplikasi untuk memberikan bookmark, ada pula yang kesulitan mengubah nama font pada nomor halaman.

“Harapannya, kami akan meresmikan panduan yang bisa menjadi pedoman bagi setiap program studi untuk menyeragamkan skripsi,” tutur ketua panitia, Dicki.

Tak lupa, Windi Mega Saputri, menemukan aplikasi yang digunakan mahasiswa pun beragam, tidak hanya Ms Word atau Foxit PDF, tapi ada yang memakai WPS, sehingga perlunya standarisasi bagi pustakawan dalam menentukan pedoman supaya memahami aplikasi-aplikasi lainnya. pkplay barajitu pendislot gegergacor gedungslot gegerjitu

Ingin Menjadi Perpustakaan Percontohan, Empat Pustakawan Belajar Preservasi di UNS Surakarta

[Surakarta, 4-7 Desember] Target Perpustakaan Untidar adalah menjadi perpustakaan percontohan bagi perpustakaan lain. Satu di antaranya adalah dengan menerapkan praktik preservasi koleksi dengan baik di Perpustakaan Untidar.

Apakah ada yang tahu apa itu bleaching? Enkapsulasi? Mending? Istilah-istilah ini memang jarang kita dengar. Namun bagi pustakawan tentunya menjadi hal lumrah untuk mengetahuinya. Bagi pustakawan yang belum memahami bahkan belum pernah mendengarkannya, maka boleh belajar bersama kami di Perpustakaan Untidar.

Untidar kerap kali belajar preservasi dan akan terus belajar preservasi. Beberapa hari lalu, kami selesai mengikuti kegiatan Preservasi Bahan Pustaka Berbasis Kemandirian yang dilaksanakan secara daring dan juga luring oleh Perpustakaan UNS Surakarta dan ISI Surakarta pada 4-7 Desember 2023 lalu. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Werkudara Perpustakaan UNS Surakarta dengan pembicara Dinar Puspita Dewi, S.Sos., M.IP dan M. Ali Nurhasan Islamy, S.Sos., M.A. Perpustakaan Untidar mengirimkan empat tenaga kependidikan untuk hadir di acara tersebut.

Kegiatan ini berlangsung selama 32 jam dengan durasi waktu 4 hari. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 51 peserta yang terdiri dari pustakawan sekolah, pustakawan perguruan tinggi dan juga perpustakaan daerah. Pelatihan pada hari pertama dilaksanakan secara daring dengan materi mengenai pelestarian fisik bahan pustaka, perawatan, dan perbaikan bahan perpustakaan. Pada hari kedua dilaksanakan kegiatan preservasi naskah kuno dan digitalisasi bahan pustaka. Pada hari ketiga dilaksanakan praktik dan materi lanjutan mengenai pelestarian fisik bahan perpustakaan dan perawatan bahan pustaka yang terdiri dari kegiatan bleaching, enkapsulasi, mending (tambal-menyambung), dan kegiatan penjilidan bahan pustaka. Dan di hari terakhir dilakukan preservasi naskah kuno dan proses digitalisasi bahan pustaka menggunakan mesin scanner maupun menggunakan foto digital kemudian hasil akan dilakukan bookmark dan juga watermark untuk memudahkan pencarian informasi dalam koleksi yang berbasis digital.

“Kami siap memberikan contoh praktik preservasi kepada pustakawan lain di regional Kedu. Kami telah mengajukan pengadaan bahan dan peralatan untuk mendukung praktik kerja kami pada tahun depan. Namun satu materi yang belum kami kuasai, harapannya ada pelatihan tentang penjahitan dengan mengebor untuk menjilid ulang buku, sekaligus menyediakan vendor untuk kami beli alat kerja tersebut,” tutur Siti Muyasaroh.

Pengelompokan Buku Berbasis Program Studi pada Sistem SLiMS Perpustakaan Untidar

[Rabu, 29 Nov] Perpustakaan Universitas Tidar terus berinovasi mendukung proses pembelajaran bagi mahasiswa dan dosen di lingkungan Untidar. Salah satunya yakni membantu mencarikan buku dengan cepat sesuai program studinya. Sebelumnya, pengelompokan buku berdasarkan subyek yang tentu akan menyulitkan bagi mahasiswa baru yang ingin mempelajari mata kuliah semester depan. Sehingga inovasi ini hadir dengan melengkapi fitur pada sistem pencarian buku pada katalog buku. Sistem katalog buku yang digunakan adalah SLiMS (Senayan Library Management System) dengan berbasis web, alhasil mahasiswa dan dosen tinggal mengetikkan alamat katalog yaitu otomasi.untidar.ac.id pada browser atau mesin pencari di gawai maupun laptop masin-masing secara online dan realtime. Kemudian masuk ke menu Pencarian Spesifik, sehingga akan muncul pilihan Program Studi pada kanan bawah, lalu klik Cari Koleksi. Selanjutkan akan muncul puluhan hingga ratusan daftar judul koleksi yang mendukung pembelajaran pada program studi yang kita pilih.

“Ke depan, kami akan mengembangkan lagi pengelompokan tidak hanya berakhir pada program studi saja, melainkan akan kami kerucutkan pengelompokan koleksi sampai sesuai mata kuliahnya, sehingga mahasiswa bisa mempersiapkan buku atau bahan bacaan atau materi untuk persiapan mata kuliah semester mendatang tanpa perlu diberi tahu dosen pengampunya terlebih dahulu. Kami satu langkah lebih awal,” tutur Bapak Hari Wahyono, Kepala UPA Perpustakaan Untidar.

Tampilan katalog buku otomasi.untidar.ac.id.

Silahkan memilih program studi Anda.

Hasil tampilan daftar judul buku yang digunakan pada pembelajaran di program studi S-1 Agroteknologi.

Pelatihan Menulis Buku Ajar dengan Book Readiness Level

[Kamis, 9 November 2023] Tahukah kita, bahwa ada persamaan atara soto Lamongan dengan buku ajar. Pembuat Soto Lamongan tidak musti memelihara dan menanam bahan pembuat soto, begitu juga dosen tidak musti memiliki apa yang akan ditulis di buku ajar. Artinya bahan pembuat soto bisa dari mana saja begitu juga bahan dari buku ajar yang bisa dari mana saja asalkan ada pengakuan atau sitasi. Soto bisa dinikmatin siapa saja, buku ajar juga dinikmatin siapa saja. Kemudian soto dan buku ajar bisa dijual dimana saja. Jika ada laba dari penjualan, pemilik soto Lamongan kembali ke daerahnya untuk membagikan rezekinya di tempat kelahirannya. Sedangkan dosen yang menulis buku ajar juga akan memberikan manfaat kepada universitasnya.

Begitulah pesan yang disampaikan Prof. Dr. Muji Setiyo, S.T., M.T., pembicara pada pelatihan penulisan buku ajar yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Universitas Tidar pada 9 November 2023 di Hotel Kasuari Trasan Magelang. Beliau juga menjelaskan bahwa untuk menulis buku itu sejatinya semakin meningkatkan pengetahuan. “Jangan takut salah atau malu. Tulislah satu demi satu. Cobalah membaca kembali tesis kita dulu, pasti malu. Kenapa? Karena pengetahuan kita meningkat. Jadi jangan malah tidak menulis buku. Makin seringlah menerbitkan buku sehingga bakal makin bagus buku kita.”

Dalam merencanakan penyelesaian penulisan buku ajar, Prof Muji memamparkan konsep Book Readiness Level yang berisi daftar yang harus dikerjakan oleh dosen. Daftar tersebut bertujuan untuk menyelesaikan buku dengan merencanakan waktu pengerjaan, bukan pengerjaan per bab karena akan lebih banyak gagalnya. Daftar rencana pengerjaan tersebut yang harus dikejar dikerjakan antara lain (1) Ada hasil penelitian yang valid (teruji kebenarannya), dengan argumen ilmiah yang memadai (menunjukkan kebaruan atau keunikan cara analisis dibandingkan dengan penjelasan-penjelasan di jurnal-jurnal atau buku-buku terkini, (2) Draf buku telah memasukkan hasil penelitian atau temuan penelitian yang valid disertai argumen ilmiah yang memadai dalam bentuk bab atau studi kasus, (3) Draft buku sudah berbentuk bab-bab yang disusun berdasarkan body of knowledge yang utuh sebagai sumber belajar (buku ajar) atau sebagai sumber referensi (buku referensi), (4) Draf buku memiliki isi yang memadai (setara dengan 200 halaman atau sekian halaman yang ditulis dahulu pada kertas berukuran A4, bukan langsung berukuran buku, supaya lebih termotivasi), (5) Draf buku yang telah menunjukkan keunikan (daya beda) dibandingkan dengan buku-buku yang telah ada, (6) Draf buku telah dilakukan pemeriksaan similarity dan telah dipastikan bebas plagiasi, (7) Draf buku sudah di-review dan ada bukti review-nya, (8) Draf buku telah memuat daftar referensi yang akuntabel dan relevan, (9) Draf buku telah dilengkapi dengan daftar isi (dengan menu Reference di Ms Word), (10) Draf buku telah dilengkapi dengan kata pengantar, (11) Draf buku telah dilengkapi dengan Glosarium, (12) Draf buku telah dilengkapi dengan indeks (tanpa nomor halaman, nomor halaman akan diisikan oleh penerbit), (13) Draft buku telah dilengkapi dengan profil penulis (narasikan, memuat nama lengkap dan gelar, tanggal lahir, dan foto), dan (14) Draf buku telah dilengkapi dengan sinopsis atau ringkasan atau blurb yang menarik bagi calon pembeli.

Saat menulis buku ajar, dosen harus mengetahui dimana posisi buku ajar sebenarnya dalam pencapaian pembelajaran. Kita mengetahui bahwa ada Capaian Pembelajaran Lulusan yang diturunkan menjadi Capaian Pembelajaran Mata Kuliah lalu diturunkan menjadi Rencana Pembelajaran Semester (RPS), nah di sinilah posisi buku ajar sebenarnya yang menjadi standar proses pembelajaran.

Saat memulai menulis buku ajar, setidaknya ada 3 model yang bisa kita pilih yaitu (1) buku ajar yang ingin meningkatkan pengetahuan saja, (2) buku ajar yang ingin meningkatkan skill atau kemampuan analisis, dan (3) buku ajar yang mengkombinasikan model pertama dan kedua di atas. Contoh penulisan buku ajar pada model pertama adalah antar bab-nya tidak saling berkesinambungan, sehingga pembaca bisa memulai membaca dari bab manapun tanpa harus urut dari bab pertama. Namun pada model kedua, antar bab saling berkesinambungan, harus dibaca urut dari bab pertama baru membaca bab selanjutnya sampai bab terakhir.

Pada pelatihan ini, setiap dosen diharapkan menulis buku ajar yang akan diproyeksikan untuk diterbitkan pada 2024 mendatang di Tidar Press sebagai penerbit resmi Universitas Tidar.

Tips terakhir dari Prof Muji bagi dosen adalah jangan menulis isi buku dahulu baru mengira-ira apa capaian pembelajarannya, pasti dijamin bingung, namun dosen harus tahu dimana letak posisi buku ajar dalam pencapaian pembelajaran, barulah menulis buku ajar.

Perlu Bersabar, Menyiapkan Bukti Dukung Komponen Akreditasi Perpustakaan

[11 Okt] Borang baru akreditasi perpustakaan perguruan tinggi memiliki momok tersendiri bagi Perpustakaan Untidar. Pasalnya, sembilan komponen memiliki 86 indikator kunci yang memiliki target terlampau tinggi. Namun apa boleh buat, siap atau tidak siap, semua komponen akan kami libas.

Pada pelatihan penyusunan akreditasi sebelumnya telah kami dapatkan informasi tentang regulasi terbaru dan kami telah menyusun pranala google drive yang bisa dilihat, diisi, dan dirubah oleh setiap anggota tim. Dengan begitu, setiap tim telah mengunggah bukti dukungnya pada folder yang disediakan sesuai komponennya dan bisa membuat indikator kunci secara mandiri.

Pada pelatihan hari ini, oleh pembicara, Ibu Arda Putri Winata, membuat kelompok kecil kepada setiap anggota tim untuk membuat resume dari setiap indikator kuncinya dari masing-masing komponen. Dari indikator kunci tersebut, jika mendapatkan skor E atau D atau C maka dibuatlah catatan bagaimana permasalahanannya, solusinya, dan biaya yang dibutuhkannya. Dengan begitu, pimpinan akan mengetahui kelemahan, ancaman, peluang, dan kekuatan indikator kunci pada borang akreditasi perpustakaan. Sehingga pimpinan akan merancang penyelesaian permasalahan pada semester genab 2023, semester ganjil 2024, dan semester genab 2024. Diharapkan dengan resume tersebut, kami mampu melihat peta kekurangan dan kelemahan Perpustakaan Untidar sehingga bisa mencapai nilai akreditasi yang lebih baik dari pengakuan akreditasi kami sebelumnya. Namun tujuan mendapatkan nilai akreditasi yang lebih baik, bukan untuk gaya-gayaan, melainkan menjadi penanda bahwa Perpustakaan Untidar memiliki pelayanan yang telah mencapai standar. Standar dalam artian minimal, sehingga tidak perlu harus berbangga diri, melainkan malah menjadi intropeksi diri bahwa definisi standar adalah minimal, bukan capaian akhir bekerja.

Tingkatkan Kualitas Pustakawan, UNTIDAR Siap Menyelenggarakan Pelatihan Kepala Perpustakaan Sekolah

[9 Okt] Perpustakaan Universitas Tidar siap menyelenggarakan pelatihan bagi pustakawan maupun kepala perpustakaan baik tingkat sekolah, perguruan tinggi, lembaga dan organisasi lain. Hal ini menjadi rencana jangka panjang pada 2029 sebagai perpustakaan percontohan bagi perpustakaan lain. Terlebih, akan terbentuknya perubahan status Untidar yang semula Satker (satuan kerja) menjadi BLU (badan layanan umum) yang menghendaki setiap unit mampu berkontribusi dalam rencana strategi bisnis. Oleh karena itu untuk mendukung program universitas maka Perpustakaan Untidar akan membentuk penyelenggara pelatihan. Supaya dalam penyelenggaraan pelatihan bisa legal dan diakui oleh Perpustakaan Nasional RI, maka Perpustakaan Untidar telah mengajukan Perjanjian Kerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpusnas RI yang sebelumnya telah berhasil menjalin kerjasama dalam bentuk Nota Kesepahaman antara Rektor Untidar dengan Kepala Perpusnas RI.

Hari ini, kami bertekad kuat untuk menunjang penyelenggaraan pelatihan tersebut, maka seluruh tim berupaya untuk belajar tentang cara mengorganisasi penyelenggara pelatihan. Hal pertama yang kami mulai adalah dengan mempelajari regulasi kerjasama, pengelolaan kepanitiaan, berjejaring dengan tutor, dan yang tidak kalah penting adalah perlunya menciptakan evaluasi pembelajaran yang terstruktur. Pasalnya, adanya evaluasi pembelajaran inilah yang membedakan dengan penyelenggara lain. Jika hasil evaluasinya terjadi perubahan kepada peserta yang semula kurang paham menjadi lebih paham, alhasil penyelenggara dinilai berhasil menyelenggarakan pelatihan. Tentunya akan membawa dampak baik jangka panjang berkelanjutan penyelenggara pelatihan, karena minat peserta untuk mengikuti pelatihan akan semakin tinggi tiap tahunnya. Apalagi dalam memberikan evaluasi adalah tidak monoton, namun diberikan metode yang lebih interaktif dan menyenangkan. Sehingga kami mengundang salah satu pembicara yang handal dalam memberikan evaluasi pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan.

Pembicara pagi ini adalah Ibu Dian Novita Fitriani, beliau memberikan contoh praktik membuat evaluasi pembelajaran yang menyenangkan, bisa dilakukan secara daring maupun luring. Aplikasi yang digunakan adalah Quizizz dan Kahoot, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hanya dengan mendaftarkan diri menggunakan akun email, kita bisa mendapatkan akses yang cukup untuk menyelenggarakan evaluasi pembelajaran interaktif, menarik, dan seru, serta tentunya sebagai alat ukur pemahaman peserta setelah mendapatkan materi dari tutor.

Ke depannya, pustakawan Untidar akan lebih sering menggunakan dua aplikasi tersebut dalam setiap kegiatannya sehingga akan lebih mahir dan mahir lagi memberikan evaluasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk diikuti peserta. Sudah tidak zamannya lagi peserta pelatihan suntuk mengikuti pelatihan dan hanya berharap mendapat sertifikat semata. Itu tidak akan terjadi di pelatihan yang diselenggarakan Perpustakaan Untidar.

Tata Arsip, Siap Menjadi Unit Percontohan Arsip di Lingkungan Untidar pada 2028

[15 September] Suatu saat nanti, unit perpustaakaan akan berubah menjadi unit perpustakaan dan arsip. Oleh karena itu kami jauh-jauh hari memantaskan diri sehingga kelak akan siap menjadi unit arsip di lingkungan Untidar. Tidak main-main, kami mengundang dari konsultan arsip yang juga mantan praktisi di bidang pusdokinfo Undip, Ibu Yuniwati Yuventia, bersama arsiparis alumni Universitas Indonesia dan Universitas Diponegoro yang sekarang bekerja sebagai praktisi arsip di Dinas Perpustakaan Kota Semarang, Bapak Moh. Lutfi Hakim dan Bapak Afif Choirul Falah.

Hari ini, kami mendapat materi tentang perencanaan pengelolaan arsip jangka panjang, sehingga Perpustakaan Untidar mampu merancang target pengelolaan arsip sampai menjadi pengelolaan yang sesuai standar pada 2027.

Hal mendasar yang perlu kami rubah adalah kebiasaan mengarsip arsip aktif menggunakan ordner (otner) sehingga perlu dimulai dari menggantinya menjadi map gantung di almari filling kabinet. Sehingga pada akhir 2023 ini, kami memiliki target standar arsip yaitu tidak menggunakan otner lagi, melainkan map gantung. Artinya pada 2023 ini, pengelolaan arsip dinamis aktif di Perpustakaan Untidar sudah sesuai standar pengelolaan arsip.

Pada 2024, perlunya pengelolaan arsip dinamis inaktif dan pengusulan penambahan kode klasifikasi urusan perpustakaan, dikarenakan kode yang dibuat pada Tata Naskah Dinas dan Kode Arsip yang dibuat Untidar. Sekaligus pada 2024, perlu diadakan peralatan dan perlengkapan untuk mendukung pengelolaan arsip yaitu map gantung, filling kabinet (sudah memiliki 2 buah), kartu fisis, kartu kendali, label boks arsip, boks arsip, tali rapiah, skat arsip folio, fumigasi tiap semester, tespenestran, ternit kontrol, rol opek, dan kertas kraf, serta kertas samson untuk membungkus arsip lama.

Pada 2025, masuk tahap pengelolaan arsip statis, di mana boks arsip ditata di rak arsip. Sehingga perlu juga mengadakan pembelian rak arsip.

Pada 2026, masuk tahap pengelolaan arsip vital dan restorasi arsip. Dan pada 2027, masuk tahap perawatan arsip. Pada dua tahun ini, perlu mengalihmediakan dokumen vital seperti SK, foto pimpinan sejak perpustakaan berdiri, dan arsip vital lainnya. Sehingga pada 2028, arsip perpustakaan siap menjadi percontohan di lingkungan Untidar.

Penataan Koleksi Perpustakaan Untidar Berbasis Prodi

[5 Sept] Perpustakaan Untidar keluar dari pakemnya. Kami melakukan jemput bola langsung berhadapan dengan ketua program studi yang ada di Untidar. Kami berinovasi untuk mempermudah dosen dan mahasiswa dalam mencari referensi (buku) yang seharusnya mereka baca. Seringkali, terutama mahasiswa baru, kebingungan mencari bahan bacaan yang sesuai dengan mata kuliah yang sedang mereka hadapi. Datang ke perpustakaan hanya bermodal judul mata kuliah, mahasiswa mengetikkannya di mesin katalog koleksi, sayang seribu sayang, tidak sedikit yang kecewa karena buku yang mereka cari tidak ada di perpustakaan, padahal tidak semua judul buku menggunakan diksi dari judul mata kuliahnya. Akhirnya dari hasil assessment tersebut, kami akan membuat sistem informasi pencarian koleksi menjadi lebih mudah untuk ditelusur sesuai mata kuliahnya, prodinya, dan fakultasnya. Sehingga ketika mencari dengan kata kunci kata kuliah tertentu, maka akan keluar seluruh referensi yang dosen rekomendasikan untuk dibaca untuk mata kuliah tersebut. Begitu juga jika mencari kata kunci dengan nama program studi maka akan keluar seluruh referensi dari seluruh mata kuliah di prodi tersebut. Sama halnya dengan fakultas, maka akan keluar referensi buku dari seluruh mata kuliah dan seluruh prodi yang ada di fakultas tersebut. Oleh karena itu, kami memerlukan data mata kuliah, referensi, dan rekomendasi buku langsung dari dosen. Sehingga pada hari ini, kami menyelenggarakan sosialiasi kepada seluruh ketua prodi yang hadir di lantai 2 Perpustakaan dan ketua prodi pun setuju dengan mengirimkan daftar referensinya ke perpustakaan. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, maka pada bulan Oktober akan direkap daftar referensi masing-masing prodi oleh tenaga kependidikan masing-masing program studi yang kemudian di presentasikan di perpustakaan. Diharapkan sistem ini akan rampung pada semester ini dan bisa beroperasi pada akhir tahun ini dengan baik, mahasiswa pun pasti lebih senang mendengar kabar baik ini.

Re-Akreditasi Perpustakaan Untidar Tahun 2024, Siap kah?

[7-8 Agustus] Pagi ini, pustakawan dan tendik perpustakaan bersiap diri. Kami serius tapi santai untuk mengikuti pelatihan borang akreditasi baru perpustakaan perguruan tinggi. Empat tahun lalu, kami telah menyatakan diri siap diakreditasi dan mendapat apresiasi nilai akreditasi adalah B. Untuk itu, pada 2024 telah usai masa akreditasi sebelumnya, sehingga dijadwalkan ulang untuk mengikuti akreditasi kembali. Namun sayang, borang atau instrumen yang akan digunakan pada 2024 adalah berbeda dengan borang pada 2019 lalu. Maka dari itu, perlu kiranya mengetahui perbedaan dan pemahaman baru tentang borang baru tersebut.

Hadir Arda Putri Winata, pustakawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berpengalaman dalam penyusunan instrumen akreditasi, dan juga Heny Hidayati, pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Magelang yang memahami regulasi sebagai perpanjangan tangan Perpusnas RI.

Pada hari pertama, kami mendapat materi tentang latar belakang dan regulasi borang baru oleh Ibu Heny. Hari kedua, kami mendapatkan materi praktik yang dilakukan Perpustakaan UMY, dan juga peserta melakukan praktik dalam mengisi nilai borang akreditasi dengan self assesment. Walau hasil self assessment hanya bernilai C kurus. Namun tidak membuat kami patah semangat.

Langkah pertama yang kami lakukan adalah membuat tempat penyimpanan daring (google drive) sebagai sarana mengunggah bukti dukung yang tiap hari kami kerjakan dalam keseharian bekerja.

Melalui link drive tersebut, kami beranggapan bahwa akan lebih tertib administrasi dalam bekerja, sehingga tidak merasa terbebani administrasi. Misalnya, perlu bukti dukung laporan bulanan tentang koleksi apa saja yang telah diolah, oleh karena itu, kami membiasakan diri untuk menyimpan hasil pekerjaan ke dalam file Ms Excel lalu langsung mengunggahnya di drive, begitu juga pekerjaan bidang lain.

Harapannya, pada 2024, telah terkumpul bukti dukung, sehingga tinggal melakukan kompilasi tanpa ada beban yang berat ketika mendaftarkan diri mengikuti akreditasi.

Pelatihan Penerbitan Buku Ajar di Perpustakaan

[1 Agustus] Mahasiswa khususnya FKIP, kelak akan menjadi pengajar yang mengharusnya mendokumentasikan pengetahuannya menjadi sebuah karya berupa buku yang bisa diakses dan dijual secara umum untuk kemajuan pendidikan. Sehingga perlu diasah kemampuan dan diberi bekal dalam memahami struktur kepenulisan buku dan cara membuat buku sesuai pedoman yang mudah diterapkan. Sehingga selain memiliki kemampuan menulis buku, mahasiswa juga memahami proses bisnisnya untuk bisa membuka usaha bidang penerbitan.

Pagi ini, perpustakaan menyelenggarakan kegiatan pelatihan penulisan dan penerbitan buku ajar bagi mahasiswa keguruan dengan menghadirkan penulis dan penerbit Sumber Media Kreasindo. Peserta sangat antusias dan telah dibuatkan tim untuk membuat buku ajar bahasa indonesia, bahasa inggris, biologi, matematika, dan IPA. Tahapan selanjutnya adalah akan diterbitkan buku tersebut sehingga mahasiswa memiliki pengalaman dalam proses pemasaran bukunya sendiri.