Pengabdian Perpustakaan Sekolah di MI Balesari

Tonton video dokumenternya yuk:

Menengok sejenak mutu pendidikan Madrasah Ibtida’iyah di Indonesia ternyata masih rendah. Tercatat lebih dari separuh MI di Indonesia memiliki nilai akreditasi C (cukup), dan tidak sampai seper sepuluh memiliki nilai akreditasi A (sangat baik) yakni 8,8% saja, sisanya memiliki nilai B (baik) (Sukarno, 2016). Data lembaga pendidikan yang disuguhkan di atas ternyata bukan isapan jempol belaka. Padahal tokoh dunia dari Afrika Selatan, Nelson Mandela, pernah berujar bahwa melalui pendidikanlah mampu mengubah dunia (Kompas. 2013). Penulis pun tergugah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui Program Pengabdian Pengembangan Perpustakaan. Karena menurut Sudarsono (2015), keberadaan perpustakaan sekolah, idealnya menempati posisi sentral dalam lembaga pendidikan. Hal senada diungkapkan Napitupulu dalam Kompas (2017), hadirnya perpustakaan sekolah sesungguhnya menjadi bagian bagi siswa demi bekal penting di abad ke-21 ini. Pasalnya, perpustakaan disinyalir mampu membiasakan budaya membaca sebagai perwujudan budaya bangsa yang melekat dalam diri siswa.

Sayangnya, di Madrasah Ibtida’iyah Al-Islam, Kabupaten Magelang, perpustakaan tidak berkembang optimal, baik dari sisi koleksi maupun pemanfaatannya. Kondisinya masih jauh dari yang diharapkan. Ruang perpustakaan yang mengalah dialihfungsikan menjadi ruang kelas, sehingga rak buku bergeser menghimpit dinding ruang dan area ruang membaca pun ditiadakan. Tidak hanya itu, koleksi yang tidak pernah tersentuh lagi, menyebabkan aktivitas peminjaman buku terhenti sejak belasan tahun lalu. Praktis, tiada aktivitas pemanfaatan perpustakaan sama sekali. Hak siswa pun terampas tidak bisa menikmati layanan perpustakaan sekolah. Lebih diperparah lagi, sama sekali tidak ada pustakawan yang mengelola perpustakaan. Melihat kondisi itu, Ibu Sri Haryati, dosen FKIP sekaligus kepala perpustakaan Untidar menyelenggarakan pengabdian dalam Program Iptek bagi Masyarakat Universitas Tidar pada 2017.

Perpustakaan ini adalah program perpustakaan binaan pertama di Desa Binaan Universitas Tidar. Adapun program pengabdian yang telah dilaksanakan adalah menyediakan ruang baru bagi perpustakaan, ruangan yang nyaman, dan memberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan yang baik. Berikut foto dokumentasi kondisi perpustakaan sebelum dan sesudah pemberian program.

.

.

IMPLEMENTASI TATA KELOLA LAYANAN PUBLIK UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA PERGURUAN TINGGI

IMPLEMENTASI TATA KELOLA LAYANAN PUBLIK UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA PERGURUAN TINGGI*

Abstrak

Rendahnya daya saing perguruan tinggi tidak terlepas dari masih rendahnya mutu pelayanan di perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga publik mengemban tugas melakukan pelayanan publik di bidang pendidikan. Pelayanan merupakan salahsatu yang menjadi bahan pertimbangan bagi calon peserta didik untuk menentukan pilihannya terhadap perguruan tinggi mana yang akan dimasukinya. Isu strategis yang terus disampaikan oleh berbagai kalangan di Unesa diantaranya adalah tuntutan adanya good governance dan akuntabilitas publik. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi tata kelola layanan publik untuk mewujudkan good governance pada perguruan tinggi di Unesa.

Target khusus penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis mengenai implementasi, dan kendala Unesa dalam mewujudkan good governance pada perguruan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Unesa, informan dalam penelitian ini diantaranya senat, rektor dan pembantu rektor, kepala biro, dekan dan pembantu dekan, pejabat struktural, dosen, pimpinan unit, dan karyawan, data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis Unesa dalam implementasi tata kelola yang baik (good governance) dengan menggunakan prinsip-prinsip good governance, yaitu: transparansi (transparancy), kemandirian (independence), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kesetaraan dan kewajaran (fairness).

*Desi Nurhikmahyanti, M.Pd.

Unduh full text Klik di sini.